bogorinfo.com, BOGOR - Masjid An Nur Empang, lebih dikenal sebagai Masjid Keramat Empang Bogor, adalah salah satu masjid tertua di Kota Bogor. Terletak di Jalan Lolongok, RT 02 RW 04, Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan, masjid ini dibangun sekitar tahun 1828 oleh ulama besar Habib Abdullah bin Mukhsin Al Ahtas dari Hadramaut, Yaman. Nama "Empang" berasal dari kondisi sekitar masjid yang dulu dikelilingi empang.
Habib Abdullah bin Mukhsin Al Athas, yang makamnya berada di area masjid, merupakan tokoh penting dalam penyebaran Islam di Indonesia. Ia dimakamkan bersama anak-anaknya dan murid kesayangannya. Selain itu, Habib Abdurrohman Bin Ahmad Assegaf, seorang ulama dari Ponpes Al-Busro Depok, juga dimakamkan di sini.
Dalam Kitab Manaqib, Habib Abdullah bin Mukhsin Al Athas dikenal sebagai Waliyullah dengan kontribusi besar dalam peradaban Islam di Indonesia. Nasabnya tersambung langsung ke Nabi Muhammad SAW. Ia lahir di Desa Haurah, Hadhramaut, Yaman, dan sejak kecil telah mendapatkan pendidikan rohani dari ayahnya serta mempelajari Al-Quran dari Syeikh Umar bin Faraj bin Sabah. Pada usia 17 tahun, beliau sudah hafal Al-Quran.
Habib Abdullah melakukan ibadah haji pertama pada tahun 1282 Hijriah dan bertemu ulama terkemuka di Tanah Suci. Ia kembali ke Hadhramaut untuk memperdalam ilmunya sebelum melakukan ibadah haji kedua pada tahun 1283 Hijriah. Setelah itu, ia berangkat ke Indonesia, memilih Pekalongan sebagai tempat tinggal awalnya sebelum akhirnya menetap di Bogor (Empang).
Di samping Masjid Empang, terdapat rumah peninggalan Habib Abdullah yang kini ditempati keturunannya. Rumah ini menyimpan benda-benda bersejarah seperti gamis, sorban, tempat tidur, dan tongkat. Di rumah ini terdapat kamar khusus untuk zikir dan sekitar 100 kitab agama dari jumlah awal 850 kitab. Beberapa kitab terkenal karya Habib Abdullah antara lain Faturrabaniah, Ratibul Ahtas, dan Ratibul Hadad.
Karomah dan Pengalaman di Penjara
Habib Abdullah pernah dipenjara oleh Pemerintah Belanda karena fitnah. Namun, selama di penjara, karomahnya semakin terlihat dan mengundang banyak pengunjung yang meminta doanya. Penjara tempat beliau ditahan berubah menjadi tempat yang selalu dituju oleh orang-orang yang mencari keberkahan. Salah satu karomahnya adalah rantai besi yang mengikat lehernya terlepas dengan sendirinya.
Setelah keluar dari penjara, Habib Abdullah memilih tempat sunyi di Bogor (Empang) sebagai tempat tinggalnya. Ia membeli tanah dan membuat rumah sederhana di sana.
Kedatangan ke Indonesia
Habib Abdullah datang ke Indonesia pada tahun 1800 Masehi atas perintah Al Habibul Imam Abdullah bin Abu Bakar Alayidrus. Sesampainya di Mekkah, beliau bermimpi bertemu Rasulullah SAW yang kemudian membawanya ke Indonesia. Beliau belajar ilmu agama dari Habib Ahmad Bin Hamzah Al Athas di Jakarta sebelum akhirnya menetap di Bogor.
Kegiatan Keagamaan dan Pengajian
Masjid An Nur Empang rutin mengadakan pengajian setiap malam Jumat dengan pembacaan kitab Maulid Nabi Ad-diba’i. Acara Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan di masjid ini selalu ramai oleh jamaah dari berbagai daerah, termasuk mantan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, yang beberapa kali hadir saat masih menjabat.
Bagi yang ingin berziarah, disarankan untuk menghindari malam Jumat karena ramainya pengunjung dan banyaknya pedagang di sekitar masjid. Namun, jika ingin mengikuti pengajian, malam Jumat adalah waktu yang tepat untuk berkunjung.
Masjid An Nur Empang tidak hanya menjadi tempat ibadah tetapi juga pusat kegiatan keagamaan dan ziarah, menjadikannya salah satu situs bersejarah yang penting di Bogor.