Bogorinfo.com, BANJAR – Ekonomi Salapudin (45) seorang pedagang ikan di Pasar Semangat Banjar, Kalimantan Selatan tengah sulit. Salapudin sudah berjualan sejak 25 tahun yang lalu. Bermodal Rp1.000.000 dari tabungan pribadi, usahanya berkembang pesat.
Selama masa pandemi Covid-19, ia menghasilkan keuntungan Rp50.000 per hari dan meraih omset hingga Rp1.000.000 per bulan. Tak adanya kegiatan selain berjualan ikan membuat perekonomian Salapudin bergantung pada hasil jualan.
Anak sulung Salapudin bekerja sebagai sales dan belum mampu menunjang perekonomian keluarga secara signifikan. Sementara dua anak lain masih menempuh jenjang pendidikan sekolah dasar dan menengah.
“Perekonomian saya hanya bergantung dari hasil pemasukan penjualan ikan dan buah, serta gaji sales dari anak sebesar Rp1.000.000,” keluh Salapudin menceritakan kondisi ekonominya yang babak belur, akhir Februari 2021 lalu.
Dampak pandemi dan banjir bandang menyebabkan tempat berjualan ikan Salapudin di Pasar Semangat porak-poranda. Hal itu mengakibatkan Salapudin tak bisa berjualan dan hilangnya pemasukan keluarga.
Akan tetapi, hal itu tak menyurutkan semangat keluarga Bapak Salapudin untuk berwirausaha berhenti. Walaupun tempat berjualan di Pasar Semangat rusak, Salapudin tetap berjualan dari meski dari nol.
“Saya bangun lagi tempat jualannya pakai duit yang saya pinjam dari bank, tapi untuk modal belanjanya kan sedikit dan sisa uang pinjaman,” kata Salapudin.
Keluarga Salapudin berharap dengan adanya bantuan modal dari Global Wakaf-ACT membuatnya mampu melanjutkan usaha yang sempat terhenti sejak banjir. Ia juga berterima kasih atas bantuan modal dari ACT dan para dermawan.
“Alhamdulillah, semoga bantuan ini membuat usaha saya kembali normal dan perekonomian keluarga bisa kembali baik. Terima kasih atas kebaikan ACT dan para dermawan, semoga dibalas dengan kebaikan,” katanya. []