bogorinfo.com, JAKARTA – Kerap terjadi pada balita, anak sekolah, ibu hamil, dan orang dewasa, anemia merupakan kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah sehat (hemoglobin).
Hal ini disebabkan kurangnya oksigen untuk mencukupi kebutuhan tubuh sehingga tubuh tidak berfungsi secara normal (hipoksemia).
Dikutip dari Kompas, faktanya terdapat lebih dari 20 persen remaja putri Indonesia yang mengalami anemia.
Melalui Youtube IPB TV, Dosen Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor (IPB) Karina Rahmadia Ekawindyani menjelaskan penyebab terjadinya fenomena ini.
Menurut Karina, usia remaja adalah masa pertumbuhan cepat kedua setelah masa balita. Kondisi tersebut biasa disebut Growth Spurt.
“Pada masa Growth Spurt ini Fe atau zat besi yang berfungi untuk pembentukan hemoglobin dalam darah dan mioglobin dalam otot.”
Lebih lanjut ia menjelaskan, kebutuhan zat besi remaja putri meningkat saat masa Growth Spurt karena ada peningkatan massa otot dan volume darah.
Penyebab lainnya, kata Karina, remaja putri mengalami mestruasi setiap bulan. Hal ini menyebabkan remaja putri kehilangan cukup banyak zat besi tiap bulannya.
Kemudian ia membagikan lima tanda anemia pada remaja putri, yakni lesu, lemah, pusing, mata berkunang-kunang, dan wajah pucat.
Karina menuturkan, anemia pada remaja putri memberikan dampak seperti turunnya daya tahan tubuh dan kurang konsentrasi.
Dengan kedua dampak tersebut, remaja putri bisa mudah terkena penyakit dan aktivitas juga prestasi belajarnya menurun.
Untuk mencegahnya, Karina menuturkan remaja putri untuk memperhatikan konsumsi pangan.
Ia menyarankan untuk banyak konsumsi pangan hewani yang mengandung banyak zat besi seperti daging merah sapi dan hati.
“Daging putih seperti ayam, ikan, telur sebenarnya ada zat besi tapi kadarnya lebih rendah daripada daging merah,” ungkap dia.
Selain daging merah sapi dan hati, ia juga menyarankan untuk konsumsi pangan nabati sumber zat besi seperti sayur berdaun hijau dan buah-buahan bervitamin C.