bogorinfo.com, JOMBANG – Di bawah terik matahari, Yuli (58) terus mengayuh sepeda tuanya. Di belakang sepeda tersebut, tampak sebuah keranjang dagangan yang masih terisi penuh. Menyusuri Desa Plandi, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, Yuli berharap akan bertemu pembeli pada hari itu.
“Sepi, nak. Kadang ya, ndak laku,” keluh Yuli ketika bertemu dengan Tim Global Wakaf-ACT pada Senin (30/9/2021) itu. Pandemi ini memang membuat Yuli mesti bekerja lebih keras lagi. Sekarang ini paling banyak ia mendapatkan keuntungan Rp35 ribu dalam satu hari.
Seperti pada siang itu, meski sudah mulai bekerja sejak selepas azan subuh berkumandang, keranjangnya masih setengah penuh dengan dagangan. Usaha ini telah ia jalani sendiri selama sepuluh tahun ke belakang, sementara sang suami mendukung ekonomi Yuli dari perantauan dengan bekerja sebagai penambal ban.
Pertemuan Yuli dan Global Wakaf-ACT yang hari itu menandaskan seluruh dagangan Yuli. Melalui program Borong Dagangannya Tambahin Modalnya, Global Wakaf-ACT membeli seluruh dagangan Yuli untuk dibagikan kepada pekerja harian di sekitar jalan.
“Alhamdulillah, nak. Jenengan beli,” kata Yuli terharu. Senyumnya merekah ketika menerima modal tambahan dari Global Wakaf-ACT untuk kelancaran usahanya ke depan. Tak lupa, Yuli pun mendoakan para dermawan yang telah membantunya melalui tangan Global Wakaf-ACT pada hari itu. []