bogorinfo.com, JAKARTA SELATAN – Sejak pertama kali Allah menciptakan manusia, syariat kurban sudah ada. Saat itu, terjadi konflik antara kedua anak Nabi Adam, Qabil dan Habil. Kasusnya ialah menyukai wanita yang sama.
Untuk permasalahan tersebut, solusi datang dari Nabi Adam. Manusia pertama di Bumi itu memerintahkan kedua anaknya memberikan kurban. Habil yang merupakan peternak mengurbankan hewan ternak terbaiknya, sedangkan Qabil yang merupakan petani memberi kurban buah-buahan yang busuk.
Dai Nasional sekaligus Dewan Syariah ACT Ustaz Amir Faishol Fath menjelaskan, Habil atau Qabil akan mendapatkan apa yang diinginkan setelah salah satu antara kurban mereka diterima oleh Allah SWT.
“Waktu itu kurban belum disyariatkan berupa kambing, sapi, atau unta, tetapi berupa penghasilan. Sehingga Qabil berkurban buah-buahan sedangkan Habil mengurbankan domba,” kata Ustaz Amir Faishol saat peluncuran kurban tahun 2022, Jumat (27/5/2022).
Qabil memilih buah-buahan yang busuk untuk kurban sedangkan Habil memilih domba yang terbaik. Kurban lalu diletakkan di atas bukit.
“Dulu, kurban tahu diterima (oleh Allah SWT) ditandai dengan api yang menyambar (kurban). Api menyambar kurban milik Habil, sementara yang punya Qabil ditolak Allah SWT. Sehingga Habil yang akan menikahi wanita yang ia pilih,” ungkap Ustaz Amir.
Namun, ketidakterimaan Qabil membuatnya membunuh saudaranya sendiri tersebut. Peristiwa ini kemudian menjadi sejarah pembunuhan manusia untuk pertama kalinya.
Memetik hikmah dari sejarah tersebut, kurban merupakan cerminan hati. Semakin bersih hati seseorang, maka dia pasti memilih kurban terbaik layaknya Habil. “Makannya di dalam ibadah kurban, diperintahkan hewannya itu tidak ada cacatnya dan sehat, harus terbaik. Jadi kita kudu kurban terbaik,” pungkas Ustaz Amir.