Bogorinfo.com – Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) mengadakan Pelantikan 34 Pengurus Wilayah se-Indonesia tahun 2022. Kegiatan ini dilakukan secara daring melalui media zoom meeting, Ahad (6/3/2022) pukul 09.00-11.00 WIB.
Presiden MRI, Dwiko Hari Dastriadi dalam sambutannya menyampaikan masih banyak hal yang menjadi tanggung jawab para pimpinan wilayah yang akan dilantik, maka dari itu pimpinan wilayahnya punya peran-peran strategis di antaranya adalah bagaimana sebagai pimpinan wilayah harus meningkatkan kepercayaan diri.
“Bahwa teman-teman yang saat ini sedang diamanahkan sebagai ketua MRI wilayah itu secara posisi atau level seharusnya punya semangat yang sama seperti posisi gubernur, beberapa waktu kita terjun di medan bencana, banyak juga gubernur ketika ditanya tidak banyak tahu mengenai kondisi dampak bencana yang terjadi, malah banyak ketua-ketua MRI yang tahu, ini di daerah mana, di mana titiknya, terkait dengan kondisi-kondisi terdampak, maka dari itu semangat percaya diri pada teman-teman semua bahwa kita tidak kalah dengan pengelola pemerintahan, pimpinan daerah tertinggi atau gubernur,” ujar Dwiko.
Oleh karena itu, Dwiko mengingatkan yang saat ini menjadi ketua di provinsinya masing-masing tidak perlu minder, tidak perlu ragu saat berhadapan dengan gubernur. Karena kita banyak kekuatan untuk bisa berkolaborasi dengan mereka. Selain itu, peran selanjutnya adalah memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Hal ini juga sangat penting untuk mengangkat sensifitas kita agar semakin tajam melihat kondisi-kondisi yang ada.
“Kemudian peran selanjutnya menyelesaikan problematika masyarakat, nah ini peran strategis dari pimpinan wilayah itu kita punya amanah berat, tantangan yang sangat besar untuk menyelesaikan berbagai problematika yang ada di wilayah kita masing-masing,” tuturnya.
Peran selanjutnya, kata Dwiko adalah memperluas interaksi pemikiran kita. Oleh karena itu kita perlu menjalin silaturahmi dengan berkolaborasi, dengan begitu kita akan menciptakan suasana keakraban dan persatuan.
“Jadi dengan silaturahim dengan berkolaborasi, mungkin dengan mengajak ngopi-ngopi untuk simplenya untuk anak-anak muda sekarang, ini perlu kita jalin agar suasana keakraban, suasana persatuan, kemudian kita merendahkan ego kita untuk semangat kolaborasi kita agar terjalin sehingga yang selama ini kita lihat banyak sekali atau mudahnya sekali masyarakat distimulus oleh sedikit saja dengan perpecahan yang banyak oknum-oknum memainkan hal tersebut, nah ini karenanya semangat ketika kita banyak silaturahim, banyak melakukan kolaborasi semoga ini hal-hal yang akan banyak mempersatukan kita dengan elemen masyarakat,” jelasnya.
Peran strategis pimpinan wilayah selanjutnya adalah bagaimana kita ke depannya mengokohkan eksistensi kita, karena ini adalah amal soleh, ini adalah ladang amal kita, jihad kemanusiaan kita untuk menyelesaikan banyak hal. Jadi eksistensi kita perlu dijaga dengan terus melakukan regenerasi bagi anggota-anggota MRI di wilayah kita masing-masing.
Selain itu terkait dengan hal-hal mengenai peran serta, kita juga perlu memahami kerja-kerja lembaga melakukan hal-hal terkait dengan keterbukaan atau inklusif. Karena selama ini masih banyak melihat kita itu eksklusif, karena dibilang dari ACT lembaga besar sehingga dampaknya di MRI pun juga terkesan besar, sehingga yang ini membuat akhirnya jarang berinteraksi dengan lembaga-lembaga yang ada ataupun sesama organisasi kerelawanan.
“Nah karenanya kita perlu memperkuat silaturahim. Teman-teman perlu membangun semangat keterbukaan atau inklusif agar kita tidak eksklusif. Karena ini juga penting permasalahan kemanusiaan yang ada tidak bisa diselesaikan oleh satu lembaga saja, karena kita perlu merangkul berbagai pihak,” ungkapnya.
Kemudian pimpinan wilayah harus memiliki kematangan atau kedewasaan, hal ini juga penting. Karena dengan beragamnya anggota MRI yang ada, dengan beragam pemikiran, dengan beragam umur, ini perlu kedewasaan kita sebagai pimpinan MRI untuk bagaimana merangkul mereka semua, mengelola mereka semua, kita juga perlu mendengarkan suara-suara mereka, tapi kita juga punya prinsip. Itu tadi dari sisi kematangan atau kedewasaan kita diuji di sini.
“Nah ini bagian dari ajang latihan kita untuk mengelola teman-teman karena kita sumbernya SDM relawan. Alhamdulillah dari relawan-relawan kita ada yang membentuk lembaga-lembaga baru, kita melihat di Sumatra Barat saja ketemu dengan yang dulunya aktif di MRI, dan sekarang sudah punya lembaga baru yang mereka bentuk, dan ini kita tidak perlu sentimen, sinis ,segala macam. Karena kita di sisi lain bangga. Alhamdulillah dari interaksinya dengan MRI dia punya keberanian untuk membentuk lembaga-lembaga sesuai per bidangnya masing-masing. Kemudian ada kemauan yang kuat, kita selalu bertawakal atas berbagai hal yang terjadi, ini adalah cara kita untuk terus menjaga semangat,” tegasnya.
Pimpinan wilayah juga perlu menguatkan skill manajemen. Karena mengelola banyak orang, mengelola banyak-banyak sumber yang ada ini perlu kehandalan manajemen untuk mengaturnya agar agenda-agenda kelembagaan bisa perlahan dicapai.