Sumsel, Bogorinfo.com – Belum lama ini pemerintah India mengeluarkan aturan yang melarang penggunaan hijab di lingkungan pendidikan. Aturan ini menimbulkan konflik di beberapa bagian negara India. Hal ini terjadi karena bagi siswi yang memaksa menggunakan hijab tidak akan mendapatkan layanan pendidikan.
Banyak siswi muslim yang akhirnya harus berhenti mendapatkan haknya di dunia pendidikan karena tidak bisa melepaskan hijabnya.
Merespon hal itu, DPW MRI Sumsel, DPD MRI Kota Palembang & Pemuda Pemudi Kota Palembang menggelar Aksi Kepedulian untuk Muslim di beberapa negara bagian India yang terus mendapatkan intimidasi.
Aksi dilakukan pada Jumat (18/2/2022) terpusat di Bundaran Air Mancur Kota Palembang dan Simpang 5 DPRD Kota Palembang, dengan membawa beberapa poster yang berisi ajakan solidaritas terhadap Muslim di sana. Hal ini dilakukan karena pemuda-pemudi yang ada di Kota Palembang merasa resah dan sedih melihat umat Muslim di negara bagian di India ditindas dan dirampas Hak dalam berekspresi. Apalagi mayoritas yang ditindas adalah perempuan.
“Selain Aksi yang dilakukan dengan menyuarakan HAM di jalan, beberapa DPD MRI lain yang ada di Provinsi Sumatera Selatan, seperti DPD MRI Kabupaten OKU melakukan doa bersama setelah shalat Jumat di Masjid Agung Islamic Center Baturaja. Dengan harapan semoga Allah selalu kuatkan hati umat Muslim yang tertindas dan yang menindas akan Allah segera sadarkan,” ujar Ketua DPD MRI Kota Palembang, Bagus Bimo Brilliant.
Tak hanya itu, beberapa DPW MRI yang ada di Sumbangsel juga melakukan share Twibbon dan Posdig serentak sebagai wujud keberpihakan MRI terhadap Muslim India. Serta MRI se-Indonesia mengadakan Petisi untuk mendorong Kemenlu dan Kedubes India untuk mengambil sikap tegas terkait Hak Asasi Manusia ini.
“Bagaimana Kami tidak murka melihat Wanita di tindas seperti itu, Saya tidak bisa membayangkan jika Islam Phobia itu terjadi di Indonesia dan menyerang Ibu dan Kakak Saya pasti itu membuat Saya sebagai anak dan Adik marah besar terhadap sekelompok orang itu,” tutur Bimo.
Sementara itu, Koordinator Edukasi DPD Kota Palembang mengatakan bahwa dirinya lebih memilih tidak masuk ke sekolah daripada harus melepas jilbab.
“Kalau saya yang ada di sana mungkin saya tidak akan mau lagi masuk sekolah daripada saya harus melepas jilbab saya di depan seluruh laki-laki itu,” pungkasnya.