Bogorinfo.com, LIVNO – Hampir semua struktur di Kamp Darurat Lipa, di sebelah barat laut Bosnia Herzegovina, rusak parah. Kebakaran melahap tempat tinggal sementara para pengungsi dan pencari suaka, Rabu (23/12/2020) lalu.
Menurut Organisasi Internasional Pengungsi, jumlah pengungsi yang butuh bantuan bertambah menjadi sekitar 3000 orang. Para pengungsi kehilangan tempat berlindung. IOM dalam laporannya menulis, hujan salju lebat baru-baru ini dan suhu di bawah titik beku, membuat sekitar 500 orang terdampar di lokasi bekas kamp Lipa berada dalam risiko keselamatan, kesehatan, dan perlindungan.
Said Mukaffiy dari tim Global Humanity Response – Aksi Cepat Tanggap melaporkan, melalui pantauan mitra di Kamp Lipa, saat ini kondisi para pengungsi sangat memprihatinkan. Tenda sementara yang disediakan belum memadai jumlah pengungsi yang ada. Fasilitas toilet, listrik, dan air juga tidak ada. “Kondisi ini membuat para pengungsi merasa sangat menderita dan mereka diharuskan hidup di bawah suhu nol derajat celcius,” kata Said.
Ia juga menerangkan, mitra ACT pada Sabtu (1/1/2021) pagi hari waktu setempat, bertemu langsung dengan para pengungsi melihat kondisi dan keadaan di Kamp Lipa. Tim ACT tengah menemui para pengungsi sedang menghangatkan diri dengan membakar kayu yang tersisa. Mereka harus tidur berdempetan di satu tenda yang sangat tidak nyaman.
Baca juga: Warga Gaza Menghabiskan Waktu di Rumah Karantina
“Berdasarkan asesmen tim, bantuan darurat seperti makanan, obat-obatan, selimut, jaket, dan sepatu amat dibutuhkan. Ada ribuan pengungsi di sana. Tentu sangat membutuhkan dukungan yang besar,” tegas Said.
Melalui Indonesia Dermawan, ACT terus mengikhtiarkan bantuan musim dingin untuk seluruh muslim tertimpa kemanusiaan di mancanegara. Sahabat Dermawan juga dapat mengirimkan sedekah untuk program Solidaritas Kemanusiaan Dunia Islam melalui rekening BNI Syariah 66 00000 120 atas nama Aksi Cepat Tanggap.
Sejak 2016, Bosnia telah menjadi persinggahan bagi orang-orang yang melarikan diri dari konflik dan kemiskinan di Timur Tengah, Asia Selatan, dan Afrika dan mencari jalan ke Eropa utara atau barat melalui Balkan-setelah menyeberang dari Turki ke Yunani. (Sumber : news.act.id)