Bogorinfo.com, GAZA — Makan sekali dalam sehari kerap dijalani keluarga Abu Ghazal. Mereka termasuk keluarga prasejahtera Palestina yang bermukim di Bedouin, Gaza Utara. Konflik dan kemiskinan yang terjadi di Gaza, membuat Ghazal tak bisa banyak berharap mendapatkan pekerjaan apalagi menafkahi istri dan keempat anaknya. Ia hidup menganggur dan mengharap belas kasih dermawan.
Pendidikan bagi anak-anak Ghazal hanya menjadi mimpi. Abu Ghazal tidak mampu menyekolahkan mereka karena tidak ada biaya untuk membayar uang sekolah atau pun peralatan sekolah. Anak Ghazal pernah bersekolah, namun dikeluarkan karena persoalan biaya.
Kini, secercah harapan untuk ekonomi yang lebih baik menghampiri keluarga Ghazal. Ia menerima bantuan biaya hidup dari Program Sister Family Palestine-Indonesia Aksi Cepat Tanggap.
“Alhamdulillah saya sangat senang ini adalah bantuan dari tim yang hebat. Anak-anak saya sangat senang. Ini pertama kalinya bantuan diberikan kepada keluarga saya. Saya akan membayar biaya sekolah anak-anak saya,” ujar Ghazal saat didatangi tim Aksi Cepat Tanggap Palestina pertengahan Maret lalu.
Bantuan ini pun amat disyukuri Ghazal karena datang seiring dengan kehadiran bulan Ramadan. Untuk sementara waktu, ia tidak lagi bergantung bantuan makanan dari tetangga.
“Situasi Gaza yang diblokade menjadi sangat buruk. Saya berharap para dermawan memberi kami bantuan bulanan. Saya sangat senang karena ACT adalah lembaga besar yang memberikan dukungan kepada orang miskin dan melaksanakan program hebat di Gaza,” tambah Ghazal.
Sister Family Palestine-Indonesia berusaha mempertemukan keluarga Palestina yang membutuhkan dengan keluarga Indonesia sebagai donatur. Profil keluarga Palestina akan disampaikan kepada donatur agar bisa mengetahui lebih banyak mengenai keluarga palestina yang akan dibantu.[Sumber: News.act.id]
