Bogorinfo.com, JAKARTA– Dagangan berupa minuman instan juga makanan ringan jadi andalan Salafia untuk topang ekonomi keluarga.
Suami Salafia (51) mengalami stroke di tahun 2018. Sejak saat itu, Salafia yang selanjutnya memegang kemudi ekonomi keluarga.
“Sebelumnya suami saya bekerja sebagai sopir di perusahaan sawit, tetapi sekarang tidak lagi bisa bekerja. Penghasilan utama kami hanya dari berdagang ini saja,” cerita Salafia.
Dagangan itu pada dasarnya sudah berjalan sejak tahun 1992. Salafia, sebelumnya, menjual jajanan itu di sekolah yang ada di dekat tempat mereka tinggal di Gang Perleng, Kelurahan Mariana, Kecamatan Pontianak Kota, Kota Pontianak.
Namun, sejak pandemi Covid-19 mendera mereka harus terpaksa memindahkan dagangan lantaran sekolah menerapkan pembelajaran jarak jauh.
“Akhirnya kami jualan di depan rumah saja. Saat pandemi tentu ada pengaruh terhadap pendapatan kami,” terangnya.

Sebelum pandemi biasanya perhari Salafia bisa dapat sekitar Rp100 ribu. Namun, sejak pandemi penghasilannya hanya sekitar Rp20 ribu per hari. Bahkan terkadang tidak ada sama sekal.
Salafia kemudian harus memenuhi kebutuhan anak bungsu yang masih SMP. Sementara ketiga anaknya kini sudah bekerja.
Global Wakaf-ACT untuk membantu ikhtiar Salafia mengembangkan usaha, memberikan bantuan berupa modal dari program Wakaf UMKM.
Salafia pun mengaku bersyukur kehadiran bantuan yang merupakan amanah dari para dermawan ini, sehingga ia bisa melanjutkan perjuangannya untuk topang ekonomi keluarga.
“Semoga dengan adanya bantuan modal ini, dagangan kami bisa berkembang, berkah dan bisa untuk memenuhi kebutuhan kami sehari-hari,” ucapnya bahagia.
“Terima kasih juga kepada dermawan yang sudah membantu kami mengembangkan usaha kami. Sungguh tidak kami sangka-sangka ada bantuan untuk kami, karena kami memang tidak pernah mendapat bantuan dari awal kami berjualan,” tambahnya.